![]() |
Antrian truk Gaza yang mogok di penyeberangan Karem Shalom. (Foto: Mahmoud Abu Salama) |
Gaza, Greater Palestine
Sekitar
120 pengemudi truk asal Jalur Gaza melakukan mogok massal, menolak untuk
mengambil atau mengirim barang ke Israel melalui persimpangan Karem Shalom pada
Rabu dan Kamis (15/2).
Dalam pemogokan
ketiga dan terbesar mereka tahun ini, mereka mengeluhkan tingginya pajak dari Pmerintah
Palestina dan Israel.
"Kami semua membeli truk sehingga kami bisa bekerja dan mendapatkan uang," kata salah satu pengemudi yang berpartisipasi, Khalil Al-Okkah, demikian The New Arab melaporkan.
"Kami semua membeli truk sehingga kami bisa bekerja dan mendapatkan uang," kata salah satu pengemudi yang berpartisipasi, Khalil Al-Okkah, demikian The New Arab melaporkan.
![]() |
Pengemudi truk Gaza mogok massal di persimpangan Karem Shalom. (Foto: Mahmoud Abu Salama) |
Ia mengungkapkan, dirinya
dulu bisa mengangkut 17 atau 18 barang dalam sebulan, tapi pada bulan Januari
hanya bisa tiga kali.
“Saat saya membayar
gas, pajak (dipaksakan oleh Otoritas Palestina/PA) dan biaya lisensi (dibayarkan
untuk Israel dan PA untuk melewati persimpangan). Saya pada dasarnya tidak menghasilkan
apa pun, saya tidak dapat mencari nafkah. Kami ingin hidup," katanya.
Aksi mogok tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Transportasi Khusus yang bekerja sama dengan 20 organisasi yang mewakili berbagai sektor komersial di Jalur Gaza.
Asosiasi tersebut juga mengkoordinasikan pemogokan pertama yang terjadi pada 22 Januari dan yang kedua pada 6 Februari.
Aksi mogok tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Transportasi Khusus yang bekerja sama dengan 20 organisasi yang mewakili berbagai sektor komersial di Jalur Gaza.
Asosiasi tersebut juga mengkoordinasikan pemogokan pertama yang terjadi pada 22 Januari dan yang kedua pada 6 Februari.
Setiap pemogokan
telah menarik lebih banyak peserta. Mereka mengajukan sejumlah tuntutan kepada pemerintah
Israel.
Sejumlah tuntutan itu di antaranya meminta warga Gaza diizinkan lebih banyak bekerja di Israel, meminta lebih banyak bahan baku diizinkan untuk diimpor ke Gaza, termasuk lebih banyak ekspor ke Israel dan luar negeri.
Namun, pemilik truk juga menyalahkan masalah mereka pada Otoritas Palestina dan "pemerintah persatuan" yang baru lahir.
Kepada PA, para sopir truk menuntut ditangguhkan pajak selama lima tahun yang baru-baru ini dikenakan pada pebisnis di Gaza.
Sejumlah tuntutan itu di antaranya meminta warga Gaza diizinkan lebih banyak bekerja di Israel, meminta lebih banyak bahan baku diizinkan untuk diimpor ke Gaza, termasuk lebih banyak ekspor ke Israel dan luar negeri.
Namun, pemilik truk juga menyalahkan masalah mereka pada Otoritas Palestina dan "pemerintah persatuan" yang baru lahir.
Kepada PA, para sopir truk menuntut ditangguhkan pajak selama lima tahun yang baru-baru ini dikenakan pada pebisnis di Gaza.
Mereka juga meminta
pelonggaran proses yang diperlukan untuk mendapatkan lisensi untuk penyeberangan
Karem Shalom dan pengurangan 50 persen biaya yang terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar