![]() |
Tentara Amerika Serikat bersama tentara Israel dalam latihan militer gabungan. (Foto: dok. Nahar Net) |
Tel Aviv, Greater Palestine
Latihan gabungan pasukan militer Israel dan Amerika Serikat (AS) mewaspadai
serangan rudal dari kawasan Timur Tengah yang bisa mengancam seluruh wilayah
Israel.
Hampir 5.000 tentara Israel dan AS berlatih bersama untuk skenario serangan rudal.
Latihan bernama
"Juniper Cobra" itu mencakup latihan lapangan, simulasi komputer dan
latihan tembak-menembak sistem pertahanan rudal yang canggih.
![]() |
Baterai anti roket dari sistem udara Iron Dome Israel. (Foto: dok. Breaking News) |
"Kami akan berlatih, berlatih bahu-membahu, sama seperti kita akan berperang di masa krisis," kata Kepala Komando Pertahanan Udara Israel Brigadir Jenderal Zvika Haimovich kepada wartawan di pangkalan udara Hatzor di Israel selatan, demikian Nahar Net melaporkan.
Israel telah menjadikan pertahanan rudal sebagai prioritas sejak pemimpin Irak Saddam Hussein membombardir negeri tersebut dengan 39 rudal Scud selama Perang Teluk 1991.
Hari ini, ancamannya jauh lebih dahsyat. Kelompok Hizbullah Lebanon sekarang diyakini memiliki lebih dari 100.000 roket dan rudal yang mampu menyerang hampir di mana saja wilayah Israel.
Hizbullah dan pasukan Iran juga aktif di negara tetangga Suriah, mendukung Presiden Bashar Al-Assad.
Hamas penguasa
Gaza juga memiliki gudang roket yang luas. Sementara Iran telah mengembangkan
rudal jarak jauh yang bisa menjangkau Israel.
Selama perang 2006, Hizbullah melepaskan sekitar 4.000 roket ke Israel, sementara Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza telah menembakkan ribuan roket ke Israel dari selatan.
Selama perang 2006, Hizbullah melepaskan sekitar 4.000 roket ke Israel, sementara Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza telah menembakkan ribuan roket ke Israel dari selatan.
Haimovich mengatakan bahwa Juniper Cobra tidak ditujukan pada musuh tertentu. Sebaliknya, ini dimaksudkan untuk mensimulasikan "skenario yang sangat kompleks" yang mencakup serangan simultan dari negara musuh dan kelompok militan.
"Kami mempraktikkannya karena ini skenario nyata," katanya.
Sumber: Mirajnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar