![]() |
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara di Dewan Keamanan PBB, new York, Selasa, 20 Februari 2018. (Foto: dok. Israel National News) |
New York, Greater Palestine
Pada
pidatonya yang jarang terjadi di Dewan Keamanan PBB, New York, Presiden
Palestina Mahmoud Abbas memaparkan “rencana perdamaian” di bawah mediasi
internasional yang baru.
Rencana itu akan
mengurangi peran Amerika Serikat (AS) dengan adanya keterlibatan mediasi dari negara
lain.
Keputusan Presiden AS
Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, membuat marah
orang-orang Palestina, sehingga Washington dipandang tidak layak lagi berperan
sebagai mediator utama dalam proses perdamaian Timur Tengah.
![]() |
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara di Dewan Keamanan PBB, new York, Selasa, 20 Februari 2018. (Foto: AFP) |
"Untuk
menyelesaikan pertanyaan tentang Palestina, penting untuk membentuk mekanisme
internasional multilateral yang berasal dari sebuah konferensi
internasional," kata Abbas, Selasa (20/2), demikian Nahar Net melaporkan.
Pada kesempatan itu, Abbas menyerukan sebuah konferensi internasional pada pertengahan 2018 untuk meluncurkan proses perdamaian Timur Tengah yang baru dan lebih luas, serta membuka jalan menuju kenegaraan Palestina.
Dia mengatakan
bahwa konferensi tersebut akan dihadiri oleh Israel dan Palestina, para pemain
regional, lima anggota tetap Dewan Keamanan (Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan
Amerika Serikat), dan Kuartet diplomatik yang terdiri dari Uni Eropa,
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rusia dan Amerika
Serikat.
Abbas juga menyalahkan Israel atas gagalnya upaya perdamaian dengan mengatakan bahwa Tel Aviv telah menutup pintu solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel.
Abbas juga menyalahkan Israel atas gagalnya upaya perdamaian dengan mengatakan bahwa Tel Aviv telah menutup pintu solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel.
Sumber: Mirajnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar